[Cara Tepat] memilih Organisasi


Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Ia membutuhkan orang lain untuk kebermaknaan hidupnya. Salah satu cara manusia untuk berinteraksi dengan orang banyak yaitu dengan tergabung di sebuah organisasi. Kamu tidak perlu khawatir membaca tulisan ini, sebab dalam tulisan ini tidak akan ada unsur yang menyuruh kamu memilih antara Akademik dengan Organisasi. Bagi saya, itu kedua hal yang berbeda, walaupun memiliki keterikatan. Tapi kedua hal tersebut tidak selalu berbanding terbalik. Misalnya, aktif di organisasi, maka akademik akan turun. Dan jika aktif mengejar akademik, maka tidak bisa aktif di organisasi. Saya pikir itu masalah klasik. Gak perlu diperdebatkan lagi. Udah 2017 ini, Bro! wkwk.
Beberapa orang berpikir bahwa organisasi itu tidak penting. Bahkan ada beberapa diantaranya membenci organisasi. Dalam benaknya, organisasi itu hanya jubah untuk menutupi beberapa perbuatan kotor. Dengan lantang mereka mengatakan, “Aku tidak suka organisasi!”
Padahal kalau ditelusuri dan mencoba mengambil sudut pandang lain. Setiap manusia memiliki dan termasuk ke dalam sebuah organisasi sejak ia dilahirkan ke dunia ini.
Menurut saya, keluarga adalah contoh organisasi terkecil. Ayah merupakan kepala keluarga, sebagai ketua organisasi. Ibu adalah tangan kanan atau bisa disebut sekretaris sekaligus bendahara keuangan. Dan anak-anak adalah anggotanya. Dan anak-anak sebagai anggota, dia akan tumbuh dan berkembang di dalam naungan keluarga tersebut.

Setiap organisasi memiliki aturannya masing-masing. Begitujuga dengan keluarga. Aturan di keluarga A dengan aturan di keluarga B belum tentu sama. Apa yang dimiliki keluarga A belum tentu dimiliki oleh keluarga B. Apa yang bisa dilakukan oleh keluarga A belum tentu bisa dilakukan oleh keluarga B.

Sewaktu kecil kita sering berpikir, kenapa aku dilahirkan di keluarga seperti ini? Kadang kita ingin sekali dilahirkan di keluarga seperti keluarga teman kita. Alasan sederhananya, bisa jadi kawan kita itu lebih banyak uang jajannya dibanding kita. Sehingga terbersit keinginan untuk terlahir dari ibu yang memberi uang jajan banyak kepada anaknya.
Namun sayangnya, kita tidak bisa melakukan itu. Suka tidak suka, kita tetap harus hidup di bawah naungan Ibu yang telah melahirkan kita.

Bagaimana dengan organisasi?
Untuk organisasi, kamu memiliki kebebasan untuk memilih masuk ke organisasi manapun. Tidak ada yang melarang ataupun memaksa kamu untuk memasuki organisasi tertentu.
Dan ternyata, kebebasan tersebut memiliki resiko yang besar. Jika kamu salah memasuki sebuah organisasi. Maka, arah jalan hidupmu bisa berubah total. Yang awalnya kamu mengimpikan A, namun setelah memasuki organisasi kamu malah mengimpikan B, bahkan bisa jadi kamu membenci orang-orang yang mengimpikan A.
Lantas, bagaimana cara tepat memilih organisasi?
1.    Kenali latar belakang terbentuknya organisasi
2.    Kenali visi misi organisasi
3.    Kenali orang-orang yang terlebih dahulu bergabung di organisasi tersebut
4.    Sesuaikan bakat dan minat kamu dengan organisasi
5.    Pilih organisasi yang akan menunjang kemampuan di dalam bidang yang kamu geluti
Kelima point di atas penting untuk kita ketahui sebelum berpikir untuk berkontribusi di sebuah organisasi. Dan untuk menjawab kelima point di atas bisa diperoleh dengan mudah melalui akses internet ataupun dengan diskusi dengan orang-orang yang masih aktif di organisasi tersebut.


Selamat berburu organisasi, Kawan!

:: Bonus ::

Karena kebetulan saya mahasiswa Unimed. Saya merekomendasikan sebuah organisasi yang memiliki banyak sekali kelebihan. Organisasi ini terlihat fokus ke bidang A, tapi ternyata melalui organisasi ini kadernya berprestasi di bidang B. Unik bukan?

Untuk latar belakang, visi misi dan alumni organisasi yang akan saya ceritakan, silahkan kamu googling sendiri ya. (Hehe)

Sedikit mengupas organisasi ini, di organisasi ini ada beberapa departemen. Saya akan menyebutkan tiga saja. Untuk lebihnya silahkan survey lapangan ya. Haha.

1. Departemen Pemberdayaan Perempuan
Mengapa saya mengenalkan departemen ini terlebih dahulu. Sebab, pengaruh wanita untuk kemajuan peradaban sangat besar. Sebab ibu adalah sekolah pertama bagi setiap orang. Nah, bagi kamu para perempuan kampus Unimed. Yang ingin mengasah ketrampilan di bidang keperempuanan. Kamu bisa mengasahnya di departemen ini. Melalui departemen ini kamu bisa membuat sesuatu yang bombastis untuk kemajuan para perempuan di Unimed. Saya tidak bisa menjelaskan secara rinci. Sebab saya tidak pernah dan tidak bisa masuk ke departement tersebut. Sebab, hanya seorang perempuan tulen yang boleh memasuki dan berkarya di departemen tersebut.

2. Departemen Kebijakan Publik
Bagi kamu yang suka mengamati kebijakan di dalam negeri ini. Eh, gak usah jauh-jauh deng. Bagi kamu yang suka melirik kebijakan yang berlaku di kampus. Kamu bisa belajar banyak di departemen ini. Departemen yang disingkat menjadi DKP, mereka sering kali mengadakan bincang-bincang mahasiswa untuk mendiskusikan sebuah kebijakan. Baik bincang-bincang dengan sesama internal, maupun dengan organisasi lain. Dijamin deh kamu gak akan kudet dengan berbagai kebijakan baru baik di negara ini ataupun di kampus jika kamu tergabung di DKP.

3. Departemen Hubungan Masyarakat (Dept. Humas)
Kurang percaya diri berbicara di depan umum? Bergabung di departemen Humas akan mengasah softskill kamu dalam menyampaikan dan merespon sebuah informasi. Selain mengasah kemampuan dalam berbicara, kamu juga akan diasah dalam ketrampilan menulis. Sebab, informasi tidak hanya disampaikan melalui lisan saja kan? Setahu saya, setiap tahun, departemen ini wajib mengadakan Training Kehumasan dan Jurnalistik.

Organisasi tersebut bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, atau disingkat KAMMI.

Jangan heran dan bingung. Beberapa orang mungkin berpikir, "itukan organisasi keagamaan. Masa sih di dalam organisasi seperti itu ada pengembangan bakat anggotanya seperti itu. Gak masuk akal ah! Harusnya organisasi seperti itu khusus ke dalam kajian keislaman saja. Masa organisasi keislaman mengadakan Training Kehumasan dan Jurnalistik. Sudah macam organisasi pers mahasiswa saja. Gak nyambung ah!"

Ijinkan saya tertawa sebentar ya (wkwkwk)

KAMMI memang organisasi keagamaan, yaitu Islam. Saya tidak perlu menceritakan aktivitas kajian keislaman dan pembinaan keislaman di KAMMI. Sebab memang itulah identitas utama organisasi tersebut. Jika kader/anggota organisasi keagamaan ahli dalam bidang keagamaan, itu mah wajar, biasa, dan memang harus seperti itu. Tapi jika ada kader organisasi pers seorang ahli agama, jago ekonomi, dan melek dengan kebijakan baru. Itu baru luar biasa.

Seperti itulah KAMMI. Kadernya tidak hanya dibentuk dalam pembinaan keagamaan Islam. Namun juga dibentuk untuk mengembangkan minat dan bakat yang ada di dalam dirinya. Contohnya, di bidang kepemimpinan, bidang  keperempuanan, bidang ekonomi dan banyak lagi. Silahkan lakukan survey lapangan, biar lebih greget!

Masih ragu untuk bergabung, berkontribusi dan mengasah ketrampilan di KAMMI?

Salam Muslim Negarawan!

No comments :

Post a Comment