Tanggal 25 Desember kian dekat. Kejadian tahun lalu terulang kembali. Sosial media termasuk facebook, ramai membicarakan perihal 'bolehkah mengucapkan selamat natal? Toh kita hanya mengucapkan saja, tanpa menyakini maupun mengimaninya.
Adapula kasus yang saya temukan, "Aku sudah berteman lama dengannya. Ia sahabatku dan akupun pun adalah sahabatnya. Apa yang salah dengan mengucapkan selamat natal kepada seorang sahabat. Toh hanya sebatas kalimat. Dan itu juga bisa mempererat persahabatan kami."
Oke, mari kita selesaikan kasus di atas, singkat saja.
"Maulid itu memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Natal itu memperingati hari kelahiran Yesus Kristus."
Apakah pernyataan saya diatas masih kurang jelas, mengapa ummat muslim tidak diperbolehkan mengucapkan selamat natal?
Kemudian, kalaupun Anda memiliki seorang sahabat beragama kristen. Maka, cukuplah ikatan itu hanya sebatas interaksi secara sosial. Jika sudah berhubungan dengan ibadah keagamaan. Maka, lakum diinukum waliyadiin, untukmu agamamu untukku agamaku.
Dan, mengutip nasihat seorang guru kami di MAN Binjai, beliau mengatakan, "toleransi dalam beragama itu contohnya yaitu gotong royong membersihkan lingkungan. Kalau ada seseorang muslim yang mengantarkan temannya yang beragama kristen ke gereja atau sebaliknya untuk beribadah. Maka itu adalah tindakan yang salah. Dan jika Anda pikir itu adalah toleransi dalam beragama, maka pemahaman Anda terkait toleransi dalam beragama salah besar.
Silahkan share tulisan ini jika Anda sepemahaman dengan saya. Jika pemahaman saya keliru, silahkan bubuhkan pendapat Anda di kolom komentar. Terima kasih.
No comments :
Post a Comment