Ada Stand Up Comedy di MAN Lubuk Pakam



Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan kisah sederhana tentang mereka. Di kelas mereka banyak hal yang dapat saya pelajari. Kelas ini merupakan kelas pertama yang saya nyatakan sebagai “Kelas Favorit” sebab di kelas inilah pertama kali saya bisa menghapal kesuluruhan nama siswanya, khusus untuk siswa bukan siswi, kalau siswi lebih susah lagi ngapalnya, karna hampir sama semua saya lihat. Kadang malah nemu siswi yang mirip mukanya di kelas lain. Dan acapkali salah panggil nama, seperti kejadian di kelas XI-MIA 1. (maklum, awaq memang agak pelupa untuk ngingat nama orang, hehe.)

Pertama kali berkenalan di kelas ini, saya dikira adalah pemain komika. Dan setelah itu, pasti bakal ada request,”
“Bapak Stand Up Comedy dong.” 
Duh, emang lu pikir gua pemain Stand Up Comedy? (Hadeh, menggurutu dalam hati)
Sebenarnya saya mau aja buat materi untuk Stand Up Comedy, tapi saya takut. Takut kenapa? Takut engga lucu!! Karna biasanya, sesuatu yang distel untuk lucu, malah jadi gak lucu, haha.
Kemudian, salah satu yang menarik di kelas ini yaitu mading kelasnya. Walau quote yang saya temukan di mading sebenarnya sudah bertebaran di medsos, tapi saat baca mading mereka terasa adem hati awaq. (Eaak. Haha)
Seperti quote,
“Allah mempertemukan kita dengan sebuah alasan .... “ Dan akhirnya, quote ini sering saya bawa-bawa ke kelas lain, dengan sedikit modifikasi.

“Hari ini kita bertemu. Tidak diantara kita yang merencanakan. Saya tidak pernah ingin bertemu dengan kalian. Begitu juga dengan kalian. Tapi hari ini Allah mempertemukan kita. Saya yakin ada sesuatu hal baik atas pertemuan ini. Saya yakin, setiap pertemuan yang direncanakan Allah pasti ada alasannya. Jadi saya harap, pertemuan ini tidak merugikan bagi kita. Saya tidak merugi bertemu dengan kalian, begitu juga dengan kalian kepada saya. Oleh sebeb itu, dengarkan dan simak baik-baik materi yang akan kita pelajari hari ini. Agar pertemuan ini bermanfaat, kalian mendapat ilmu, dan saya mendapat pahala karena mngajarkan kebaikan.” (Endingnya belajar juga, wkwkwk)

Hal yang sangat berkesan di kelas ini yaitu saat saya mempraktekkan games “Kebermanfaatan Diri Bagi Orang Sekitar”
Saya menyuruh mereka untuk menyiapkan sebuah kertas. Kemudian menuliskan satu nama yang memiliki pengaruh besar dalam hidup mereka. Dalam arti sahabat, bukan dalam konteks cinta-cintaan. Nama yang ditulis adalah nama kawan sekelas.
Awalnya sulit bagi mereka untuk menentukan nama siapa yang harus ditulis. Selang 10 menit, semua kerta dikumpulkan.
“Mau dibacakan gak ini?”
“Bacakan aja, Pak.”
“Yakin? Nanti kalian slek.” (slek artinya musuhan)
“Gak kok, Pak. Kan untuk main-main aja.”
Sayapun membaca satu persatu, beberapa nama muncul lebih dari dua kali, seperti nama Allan, Hartanti, Dandi dan siapa lagi saya lupa. Setiap orang menuliskan satu nama. Jika ada nama yang tersebut sebanyak dua kali, otomatis akan ada nama yang tidak tersebut. Sejak awal saya sudah memantau, nama siapa kira-kira yang tidak tersebut. Saya amati siswa tersebut. Beberapa nama yang tidak tersebut terlihat salah tingkah, mungkin agak risih dan gak nyangka kalau namanya tidak tertulis. Ada siswa yang awalnya sangat ribut dan susah diatur. Dan nama dia termasuk yang tidak ada tertulis di salah satu kertas tadi. Dan dia pun hanya diam seribu bahasa sejak saat itu. Mungkin ada sesuatu hal yang ia rasakan. Mungkin ia merasa, harusnya kawannya si A itu menuliskan namanya, ternyata tidak. Selain itu, dari beberapa kertas, ada satu kertas yang tidak tertulis satu nama pun. Mungkin ia bingung ingin menuliskan nama siapa, akhirnya ia mengumpulkan kertas kosong. Dan saya tahu siapa itu. (Hahaha, kayaknya Si Reza)

Di akhir saya menutup games dengan mengatakan,
“Kita tidak tahu seberapa berarti kita bagi orang di sekitar kita. Buktinya, hari ini ada beberapa nama yang tidak tertulis. Harapan saya, berkata yang baik dan pedulilah kepada teman. Games ini saya ambil dari kisah seorang anak yang selalu berada di ranking terakhir di kelasnya. Dia bukan siswa yang pintar dan genius. Sudah dipaksa belajar oleh orang tua dan guru, tapi tetap tidak naik peringkat kelasnya. Selalu berada di rangking terakhir. Suatu hari, wali kelas mereka membuat games seperti tadi. Dan sungguh luar biasa, nama siswa itu tertulis di seluruh kertas teman-temannya. Artinya, siswa itu memiliki tempat istimewa di hati teman-temannya. Walau dia bukan siswa yang pintar. Saat sang guru menyelidiki, ternyata siswa itu suka membantu temannnya dalam hal apapun. Ia selalu memprioritaskan urusan temannya dibandingkan dengan dirinya. Sikapnya terhadap teman-temannya juga sangat baik. Sehingga ia memiliki tempat istimewa di hati teman-temannya.”

Beberapa kesan unik di kelas ini yaitu mendengar cara ngomong Si Dandi, lucu aja dengarnya, mungkin karna belum biasa, logatnya kayak orang Malaysia. Ada lagi kesan pas Si Rozi main COC, udah dikasih keringanan untuk nyimpan hpnya. Padahal seharusnya ini anak dilaporkan ke BK karena membawa hp berkamera. Ini malah disimpan bentar, kemudian dia modus permisi ke kamar mandi. (Sampe segitunyakah pentingnya games itu, Rozi? Karena saya tahu dia sedang WAR.)

Dan saya juga sempat tertipu di kelas ini. Saya kira ini siswa pendiam atau apalah. Eh ternyata dia pemain bola voli. (Hehe). Siswa itu namanya Wirdanu. Dan sekalian yang duduk di sebelahnya, saya lupa namanya, tolong itu tulisan dibagusin dikit yak. Ini bukan untuk mempermudah para pembaca. Tapi ini juga untuk diri kamu sendiri. Karna pernah saya tes, masa si kawan ini gak bisa baca tulisannnya sendiri. Huft!

Bolqiah, ini siswa juga gak nyangka kalau jago volly. Dan ini nama juga lumayan tenar di beberapa kelas. Terkenal dengan kepintarannya. Ciee, hehe.

Banyak kali la pokoknya moment-moment penting di kelas ini. Karena mereka bukan kelas yang saya kelola sepenuhnya, ini kelas rekan ppl lain (Bu Ajeng), untuk cara belajar mereka kurang bisa saya komentari, hehe.

Ridho dan Allan saya kira kembar, awalnya. Hehe
Dandi, Fitrah, Faqih, Rizky ini klen memang satu geng ya?
Bolqia, Reza, Rozi, ini siswa yang lumayan konek untuk materi kimia.
Faldy dan Wirdanu tipe yang cuek dalam pelajaran, bingung mau memotivasinya dari mana. Hehe.
Dan Si Dedek masuk geng mana ini? Hehe
Untuk nama-nama siswinya, awaq agak lupa siapa-siapa namanya. Hehe. Hanya beberapa yang ingat, Hartanti, Sri Rezeki, (sebenarnya mukanya ingat, Cuma namanya entah siapa). Kayak yang duduk di depan si Bolqiah. Nah, itukan ada empat siswi yang paling heboh. Wkwkwk. Ingat wajah-wajahnya, tapi gak ingat namanya, maap yak! Hehe.

Terakhir, karena kalian sudah kelas XII, semoga dilancarkan segala urusan akademiknya ya. Amiin. Dan semoga kelak lulus di Perguruan Tinggi yang diidamkan. Yang lulus di Unimed, nanti kabar-kabarin ya, kalau sempat saya ajak makan deh nanti yang lulus di Unimed. Hehe.

Titip salam untuk semuanya. Oh iya, satu lagi yang berkesan di kelas ini, ada satu siswa yang mengatakan saya adalah abangnya, kurang lebih redaksinya seperti ini, “Assalamu’alaykum, abang awaq ini.” Sambil menyalam tangan saya. Siswa itu Ridho. Agak berkesan dipanggil abang. Merasa punya adik laki-laki awaq. Hehe.

Kelas XII IPA 4 saya sebut kelas Stand Up Comedy karna kelas ini lucu-lucu orangnya. Dialog mereka lucu kali la pokoknya. Coba aja masuk ke kelas itu. Hehe.

Mungkin ada kesan yang lupa saya tuliskan. Kalau ada kesan yang ingin kamu tuliskan, silahkan dituliskan di kolom komentar.

Oh iya, kalau ada foto bareng yang lain, agak dikirim ke email saya ya firdaus.tnj@gmail.com biar dimasukkan ke blog ini juga. Hehe. Konfirmasi kalau sudah dikirim.

Thanks untuk tiga bulan kebersamaannya ya. Saya banyak belajar dari karakter kalian. Saya banyak belajar dari kalian. Semoga ada kesempatan lain untuk ngumpul bareng lagi.

No comments :

Post a Comment